Aceh Tamiang (Gentalamedia) – Warga Desa Pangkalan, Kecamatan Kejuruan Muda, Kabupaten Aceh Tamiang, keluhkan kondisi jembatan gantung yang kondisinya saat ini sudah tidak layak lagi. Untuk diketahui, jembatan gantung yang berada di Desa Pangkalan tersebut merupakan salah satu jembatan penghubung empat desa dari dua kecamatan. Usia jembatan gantung yang mencapai 35 tahun lebih itu kini kondisi sangat memprihatinkan. “Nyaris sepanjang lantai jembatan berlubang, akibat papanya yang sudah lapuk,” ungkap salah seorang warga Desa Pangkalan, Teuku Arifin, Sabtu,(12/4/2025).
Tak hanya itu, Arifin juga menyebut jika seling kawat dan besi penyangga jembatan gantung itu sudah mulai ringkih dan berkarat akibat termakan usia. Kendati demikian, ia mengukap warga terpaksa menggunakan akses tersebut. Sebab, mereka mengaku tidak ada pilihan lain.
“Mau ngak mau tetap digunakan, meskipun kami sadar akan bahaya yang mengintai,” katanya lagi. Arifin menuturkan, empat desa yang menggunakan akses jembatan gantung itu yakni, Desa Tanjung Mancang, Pantai Perlak, Sekerak Kiri, dan desa Pangkalan “Dua Desa masuk Kecamatan Kejuruan Muda dah dua-nya lagi Kecamatan Sekerak,” katanya. Arifin mengaku, tak jarang para pengendara yang hendak menyeberang melalui jembatan gantung terjatuh ketika melintas diakibatkan kondisi lantainya yang berlubang. Beruntung, tidak sampai ada warga yang terjatuh hingga masuk ke dalam sungai.
Untuk itu, ia dan warga lainnya sangat berharap perhatian dari pemerintah daerah, khususnya pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang untuk dapat memperbaiki jembatan itu. “Janganlah sampai jatuh korban jiwa baru dulu baru jembatan diperbaiki,” katanya. “Rasanya wajar jika kami mengeluh, usia jembatan ini sudah sangat tua. Dari tahun 1989 hingga sekarang belum ada perbaikan. 35 tahun lebih sudah usianya,” imbuhnya. Padahal, Ismail mengaku jika sudah berulang kali pihak pemerintah desa melakukan usulan perbaikan jembatan gantung kepada pemerintah daerah, namun hingga kini belum juga ada tanggapan.
Bahkan disetiap Musrenbang Kecamatan hingga Kabupaten kami selalu mengusulkan perbaikan,” katanya. Kekhawatiran warga semakin menjadi ketika kondisi air sungai meluap, lantai yang rapuh dan tiang besi penyangga yang berkarat tak mampu menahan terjangan arus sungai yang deras memutuskan jembatan. Jika itu terjadi, kata dia, secara otomatis warga empat desa akan terisolir. Lebih jauh, Arifin menyebut jika jembatan gantung ini tidak hanya menjadi akses penting bagi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat, tetapi juga simbol vitalnya insfrastruktur dalam menunjang kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu kami sangat berharap pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang bisa segera merealisasikan pembangunan jembatan gantung yang baru demi keselamatan dan kenyamanan seluruh masyarakat yang bergantung pada akses jembatan itu,” ujarnya.
Komentar Pembaca