LANGSA (Gentalamedia) — Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian manusia yang sangat penting untuk melihat potensi yang ada pada dirinya. Tanpa adanya kepercayaan diri maka akan banyak masalah yang semakin menonjol. Dengan adanya kepercayaan diri maka individu akan lebih mudah untuk bergaul. Jika individu memiliki kepercayaan diri maka individu akan lebih berani untuk melihat dirinya dengan apa adanya(Suhaili, 2019). Konsep percaya diri dalam al-qur,an ada ada surah ali imran ayat 139 yang bermakna orang yang memiliki kepercayaan diri disebut sebagai orang yang tidak takut dan sedih serta mengalami kegelisahan adalah orang yang beriman dan orang orang yang istiqomah (Huda, 2016).
Menurut pendapat dari Angelis, percaya diri berawal pada tekad diri sendiri, untuk melakukan segala yang kita inginkan dan kita butuhkan dalam hidup (Mamlu’ah, 2019). Menurut Thantaway dalam kasus istilah bimbingan dan konseling, percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan(Perdana, 2019). Dari pendapat lain mengatakan percaya diri adalah suatu perasaan dan keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki untuk dapat meraih kesuksesan dengan berpijak pada usahanya sendiri dan mengembangkan penilaian yang positif bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya sehingga, seseorang dapat tampil dengan penuh keyakinan dan mampu menghadapi segala sesuatu dengan tenang (Angelis,2003; McClelland dalam (Fitri dkk., 2018)).
Dari surat Fussilat ayat 30 Allah berfirman :
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَ تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَا
Artinya “ sesungguhnya orang- orang yang mengatakan “ tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan) : “janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (Fussilat :30)
Ayat diatas dapat dikategorikan dengan ayat yang berbicara tentang percaya diri, karena berkaitan dengan sifat dan sikap seorang mukmin yang memiliki nilai positif terhadap dirinya dan memiliki keyakinan yang kuat. (Widaningsih,2023)
Kisah Nabi Musa selalu diulang-ulang, baik pada surat-surat makkiyyah atau pun madaniyyah. Nama beliau disebut 135 kali dalam al-Qur’an. Pengulangan itu karena jalan perjuangan Nabi Musa serupa dengan jalan yang dilalui Nabi Muhammad SAW yaitu perjuangan untuk membebaskan para hamba-hamba Allah dari kekangan rezim kafir yang berkuasa(Gilang Eksa Gantara, Fiqriadi, 2023). Karena kesimpulan dari kisah nabi musa adalah beliau merasa percaya diri untuk menghadapi fir’aun yang sombong dan berani dalam menghadapi penguasa yang zalim.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri, yaitu
1. Penampilan fisik, yang dimana penampilan itu sangat berpengaruh pada kepercayaan diri individu.
2. Konsep diri, harter juga menemukan adanya hubungan yang kuat antara penampilan fisik dengan harga diri secara umum. Sullivan (dalam Bastaman,1995:123) mengatakan bahwa ada dua macam konsep diri yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif. Konsep diri positif terbentuk karena seseorang secara terus menerus sejak lama menerima umpan balik yang positif seperti mendapatkan pujian dan penghargaan. Sedangkan konsep diri negatif dikaitkan dengan selalu mendapatkan ejekan ataupun perendahan(syifa hamama, n.d.).
3. Hubungan teman sebaya, nah ternyata suatu penelitian menunjukkan dukungan dari teman sebaya lebih berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan diri pada individu tersebut.(amandha unzilla deni, 2016).
Setelah mengetahui penjelasan dan faktor terkait percaya diri, ternayata percaya diri juga terdapat manfaat di dalamnya yaitu individu jadi tidak takut dalam menghadapi tantangan, dapat menerima kekurangan yang ada dalam diri dan memaksimalkan kelebihan yang kita miliki, dan yang terakhir dapat membuat hidup lebih menyenangkan.(*)
Penulis adalah Az Zuriati Azzuhra, Mahasiswi Prodi Psikologi Islam IAIN Langsa.
Komentar Pembaca