ACEH TAMIANG (Gentalamedia) — Isu berkembang terblokirnya 27 Kartu Anjungan Tunai Mandiri / Automated Teller Machine (ATM) atasnama siswa SD Negeri 1 Tamiang Hulu Kabupaten Aceh Tamiang sebagai penerima manfaat bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) terjawab sudah.
Merebaknya kabar terblokirnya kartu ATM milik 27 siswa dimaksud berawal saat para orang tua siswa akan melakukan penarikan uang bantuan tunai dari PIP di salah satu BRILink Bank Syariah Indonesia (BSI) di Pulau Tiga pada pekan lalu.
Akibatnya muncul berbagai pertanyaan dari para wali murid yang tidak berujung disebabkan orang tua sisawa bersangkutan tidak memiliki keberanian untuk mempertanyakan langsung kepada pihak sekolah, termasuk kepada Erlina Siregar, SPd selaku guru yang diberi wewenang menangani dan menyimpan Buku rekening serta kartu ATM BSI para siswa selaku penerima bantuan PIP dari pemerintah.
Salah seorang wali murid SDN 1 Tamiang Hulu yang meminta namanya dirahasiakan sempat menyampaikan persoalan ini kepada Gentalamedia seraya menyebutkan, jika Kartu ATM terblokir, seharusnya pencairan dana PIP dapat dilakukan melalui penarikan menggunakan buku rekening. Namun anehnya pihak sekolah tidak menganjurkan untuk melakukan itu. Sehingga sudah lebih sepekan belum dilakukan pencairan bantuan PIP.
Dikonfirmasi Gentalamedia, Erlina, Spd didampingi Pelaksana tugas (Plt) Kepala Sekolah SDN 1 Tamiang Hulu, Siti Zulaiha, SPd menyatakan, dalam informasi terkait isu terblokirnya ATM secara berjamaah dimaksud merupakan kesalahfahaman informasi yang disuguhkan sejumlah wali murid, sehingga menjadi isu miring yang berkembang dan dikonsumsi publik.
“Kejadiannya tidak seperti itu pak, saat itu, semua data siswa penerima bantuan dana PIP yang sebanyak 60-an siswa dikirim kesaya oleh operator sekolah yang baru. Lalu saya katakan kepada para siswa penerina PIP untuk disampaikan kepada orang tuanya
Agar mencairkan bantuan uang tunai ke BSI BRILink terdekat,” sebut Erlina menjawab Gentalamedia, Selasa (6/2/2024) di Kantor SDN 1 Tamiang Hulu.
Erlina menuturkan, sesungguhnya tidak ada terjadi kartu ATM terblokir, kecuali adanya kekosongan saldo pada rekening 27Â siswa penerima bantuan PIP.
“Kenapa yang 27 siswa ini saldonya kosong, sementara 30-an siswa lainnya sudah ditransfer dan sudah dicairkan oleh orangtuanya??, karena yang 27 siswa ini sudah ditransfer dan uangnya sudah ditarik pada 22 Mei 2023 lalu. Soal terjadi tidak sekaligus pengiriman uang itu pemerintah pusat terkait yang tau, kita hanya memfasilitasi menyampaikan kepada orang tua siswa ketika dana sudah ditransfer kerekening masing-masing siswa,” ujar Erlina.
Sementara itu, sehari sebelumnya, Plt Kasek SDN 1 Tamiang Hulu, Siti Zulaiha dikonfirmasi menyampaikan agar Gentalamedia langsung datang kesekolahnya untuk bertanya langsung kepada Erlina yang memahami terkait persoalan ini.
Dan saat mendampingi Erlina diruang kantornya, Siti Zulaiha yang intim disapa Bu AA ini pun menjelaskan, penyebab Erlina menyimpan kartu ATM beserta buku rekening siswa penerima bantuan dana tunai PIP maksimal sebesar Rp.450 ribu setahun tersebut, dikarenakan untuk keamanan belaka.
“Pernah kejadian seperti ini, saat pencairan dana PIP akan dilakukan, orang tua si murid tidak mampu menunjukkan ATM, dengan alasan katanya ada sama kami dipihak sekolah. Dan akhirnya ATM tersebut tersimpan dirumahnya didalam tas sekolah yang usang. Akhirnya demi terhindarnya hilangnya buku dan ATM maka diambil kebijakan agar disimpang disekolah saja,” terang AA.
Siti Zulaiha dan Erlina menyatakan, atasnama SDN 1 Tamiang Hulu tidak pernah menyimpan uang bantuan milik siswa.
“Jangankan menahan, kami pun tidak pernah menunda-nunda proses penarikan uang bantuan siswa. Toh pencairan uang itu dilakukan sendiri oleh para orang tua murid,” ungkapnya. (*)
Komentar Pembaca