Malam begitu larut, namun mata ini belum terpejam. Padahal hari ini sangat melelahkan. Tapi inilah kenyataan, setiap insan menunggu giliran. Aku baru kehilangan,,,, kawan. Inilah penggalan, ku kisahkan.
Pagi itu, sekira pukul 8.30 WIB, Rabu (24/05/23). Sontak terkejut melihat telpon berkali kali dan pemberitahuan dari WA grup yang tulisannya, “Innalilahi Wainnailaihi Raji’un” telah berpulang ke Rahmatullah wartawan Haba Rakyat Sukri Asma jelang pukul 4 dini hari.
Membaca pesan itu, hatiku berdegup kuat. Langsung saja raih kunci motor dan pacu sekencangnya. Tergesa masuk kerumah duka dan melihat jenazah yang sudah dikafankan.
Tanpa ku sadari buliran bening bergulir dari mata. Usai sholat jenazah, langsung ikut mengantar ketempat peristirahatan terakhir di TPU Gampong Gedubang Jawa, Kecamatan Langsa Baro.
Disana bukan hanya aku, seluruh teman, sahabat, kerabat, dan ahli famili ikut membantu prosesi pemakaman hingga akhir.

Semasa hidupnya, Almarhum merupakan guru, ayah, Abang dan sahabat. Beberapa tahun terakhir ini, almarhum selalu menjalani hari – hari bersama kami (Grup The Bandit -red).
Mulai dari terbit matahari hingga terbenam lagi. Almarhum selalu berada ditengah tengah kami. Berbagi suka maupun duka, semua kami alami bersama.
Pernah satu ketika, saat kami semua tertawa riang hingga terbahak seraya menjumput kopi. Kata almarhum, malaikat aja bingung melihat kita, semua orang disini ngak ada uang tapi mereka bisa tetap tertawa.
Kalimat almarhum berfilosofi, artinya walaupun dengan rezeki yang sangat sedikit dan pas – pasan, masih bisa bersyukur dan bahagia.
Itulah salah satu ucapan dari ribuan dan bahkan jutaan kalimat yang diucapkan almarhum saat kami bersama, penuh makna mendalam.
Hari ini, beliau sudah menghadap sang Khaliq (ALLAH SWT) dengan tenang tanpa diduga. Kemarin pagi masih ngopi bareng. Janji dengan Sang Khaliq sudah ditunaikan.
Inalillahi wa Innailaihi Raji’un, semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Selamat jalan Abang ku.
Komentar Pembaca