KOTA LANGSA (Gentalamedia) – Hijab biru nan lusuh membalut wajahnya. Berpakaian seadanya dengan mengunakan tas selempang, gadis kecil itu menelusuri cafe – cafe yang ada di kota Langsa.
Indri (10), wajah memelas dengan tangannya yang mungil itu. Ia menghiba kepada setiap pelanggan.
“Sedekahnya pak, sedekahnya pak,” ujarnya seraya menjulurkan tangan.
Gadis kecil itu warga Gampong Sungai Pauh, Kecamatan Langsa Barat. Sepulang sekolah di SD Al Kautsar, ia mengayuh sepeda bututnya untuk mencari penghidupan dengan mengemis.
Bukan tanpa alasan, Sejak kecil sudah menjadi yatim, menyeretnya menjadi seorang peminta minta. Kerasnya kehidupan yang dialami terpaksa ia melakukan pekerjaan itu.
Menjadi yatim bukanlah keinginannya, tapi takdir menjadi kenyataan yang harus dihadapinya. Meskipun demikian, ia tetap bersekolah untuk merubah takdirnya.
“Minta sedekah untuk jajan sekolah dan kebutuhan sehari hari,” ucap Indri lirih saat di tanya Gentalamedia.
Ia mengaku, ibunya Risma hanya ibu rumah tangga biasa. Keseharian bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mereka.
Menjadi pengemis atas keinginan sendiri. Terpaksa melakukan karena himpitan ekonomi untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Sorot matanya layu memancarkan kepedihan hidupnya. Tapi ia terlihat tegar menjalani hari harinya.
Sore itu di cafe kraf, berbekal uang sedekah, ia memesan minuman untuk melepas dahaga. Selanjutnya menghilang ditengah keramaian.(*)
Komentar Pembaca