KOTA LANGSA (Gentalamedia) — Kota Langsa, pasca pemisahan dari Kabupaten Aceh Timur pada 17 Oktober 2001 silam, kini telah menjelma menjadi kota jasa dengan sektor andalan destinasi wisata.
Penataan kota yang asri dengan konsep taman, menjadikan kota lima kecamatan ini sebagai salah satu kota berjuluk smart city. Keasrian penataan kota tersebut, juga diikuti dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat yang signifikan dalam berbagai sektor.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya usaha cafe dan coffe serta kuliner yang tumbuh hampir di seantero Kota Langsa. Bahkan kini Kota Langsa telah dikenal sebagai kota wisata dan kota seribu warung kopi (warkop).
Dua andalan wisata Kota Langsa yaitu Taman Hutan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Mangrove Forest Park, juga telah menjadi spot wisata mengagumkan bagi masyarakat Langsa dan Aceh. Bahkan kini dua taman tersebut juga telah menjadi daya tarik bagi wisatawan luar Aceh untuk datang dan menikmati keasrian serta kenyamanannya.
Kondisi Kota Langsa yang gemilang saat ini, tidak terlepas dari kerja nyata pasangan Walikota dan Wakil Walikota Langsa, Usman Abdullah, SE – Dr. H. Marzuki Hamid, MM yang di kenal dengan pasangan UMARA.

Dua periode memimpin kota pemekaran dari Aceh Timur ini, pasangan UMARA sukses mengubah Kota Langsa menjadi kota jasa dengan destinasi wisata islami, layanan jasa prima serta dikategorikan sebagai salah satu kota religi di Aceh.
Perjuangan atas Rintangan
Keberhasilan UMARA membangun Langsa sebagai Kota Gemilang saat ini, tidak dilalui dengan jalan mudah. Berbagai rintangan dan pertentangan selalu hadir dalam setiap konsep pembangunan yang di gagas oleh UMARA.
Hal ini tergambar dari upaya UMARA saat menata taman dalam wilayah Kota Langsa dengan berbagai jenis bunga serta gemerlap lampu hias, di periode pertama UMARA (2014-2019).

Beberapa pihak bahkan menggelar Walikota Langsa dengan lakap “Wagiman – (Walikota Gila Taman) serta Wagito (Walikota Gila Gotong Royong)”. Pasalnya, saat mewujudkan Kota Langsa yang BERIMAN (Bersih, Indah dan Nyaman) saat ini, UMARA sempat memberlakukan aksi gotong royong rutin bagi seluruh ASN dan masyarakat.
Sebagaimana diakui oleh Nasruddin, salah seorang tokoh Kota Langsa yang bergerak dibidang sosial. Menurutnya, keberhasilan UMARA dalam dua periode membangun Kota Langsa pantas di apresiasi dengan nilai yang sangat tinggi.
“Bagaimana tidak, kita ketahui awal membangun Langsa, banyak pertentangan terhadap konsep dan program UMARA dari kelompok tertentu. Bahkan sampai muncul gelar ‘Wagiman dan Wagito’, namun pertentangan ini mampu dilalui oleh UMARA dengan bukti kini Langsa telah menjadi kota yang indah, asri, bersih dan nyaman,” ungkap Nasruddin.

Pertentangan terhadap konsep dan program pembangunan UMARA tidak hanya berhenti disitu. Memasuki periode kedua, saat mencanangkan pembangunan Tower Mangrove, berbagai pihak juga sempat melakukan penolakan dengan berbagai alasan, baik dari segi manfaat maupun ekonomi.
Lagi-lagi, perjuangan keras UMARA hari ini telah mampu melewati rintangan tersebut dengan sukses menagakkan Tower Mangrove berdiri kokoh diantara belantara mangrove kawasan Gampong Kuala Langsa.
Walaupun, sampai saat ini masih ada pihak-pihak tertentu yang terus menyorot keberadaan Tower Mangrove tersebut, baik dari segi manfaat bagi daerah maupun dari aspek hukum.
Padahal, secara manfaat pasca pembangunan, Tower Mangrove kini telah menjadi salah satu spot wisata yang memiliki daya tarik tinggi para wisatawan dari berbagai daerah. Pastinya, ini bukan hanya menjadikan Langsa sebagai pusat wisata wilayah Timur Aceh, tapi juga mampu membangun ekonomi masyarakat serta pemasukan inkam daerah.

Sebagaimana diungkapkan Ketua Umum HMI Cabang Langsa, Amiruddin. Menurutnya, kehadiran Tower Mangrove banyak memberikan manfaat bagi daerah. Terutama dalam hal menarik jumlah wisatawan yang sangat berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat kecil sekitar kawasan wisata.
“Berapa banyak wisatawan baik dari lokal maupun luar daerah yang datang dan singgah di warung-warung masyarakat sekitar lokasi wisata. Ini adalah salah satu dampak dari adanya spot wisata baru yaitu Tower Mangrove. Selain itu, berdasarkan analisa Dosen Ilmu Falak IAIN Langsa, puncak Tower Mangrove juga dapat menjadi salah satu titik untuk Rukyatul Hilal untuk melihat 1 Ramadhan dan 1 Syawal setiap tahunnya”, ungkap Amiruddin.
Menurut Amiruddin, memang tidak mudah menjadi pemimpin yang dapat diandalkan dan dibanggakan oleh masyarakat. Butuh perjuangan keras dan panjang untuk mewujudkan pemerintahan yang baik.
Lanjutnya, serta harus mampu melewati berbagai rintangan dari segala aspek, baik berupa penolakan, penghinaan, cacian, bahkan pelaporan pada jalur hukum. “Semua ini adalah duri-duri tajam yang telah dilalui UMARA, sehingga Langsa kini telah menjadi Kota Gemilang dan membanggakan bagi masyarakat,” ujar Amir.
Buah Manis Dua Periode UMARA
Dua periode UMARA kini akan berakhir, 28 Agustus 2022 adalah hari terakhir kepemimpinan yang dikenal sebagai pasangan perjuangan dan akademisi. Tentu banyak buah manis yang telah ditorehkan selama dua periode tersebut, baik dalam pemerintahan maupun pembangunan.

Diantara sekian banyak kegemilangan dua periode UMARA, beberapa diantaranya yang patut dikenang sepanjang masa adalah, keberhasilan membangun ekowisata Ruang Terbuka Hijau yang kini telah menjadi salah satu wisata favorit masyarakat Langsa, Aceh dan luar Aceh.
Selanjutnya ekowisata Mangrove Forest Park yang bernilai seni tinggi dipadukan dengan alam. Bahkan wisata yang mampu mengundang decak kagum menteri negara Sandiaga Uno ini, berhasil meraih juara 1 Ajang Pesona Indonesia (API).
Disamping dua ekowisata andalan tersebut, UMARA juga sukses menyulap alun-alun Kota Langsa menjadi kawasan wisata kuliner. Juga merenovasi wajah taman Bambu Runcing menjadi spot wisata keluarga yang bebas dari biaya retribusi alias gratis.

Bahkan mampu merubah bantaran sungai Krueng Langsa di kawasan rumah potong Gampong Tengoh, Langsa Kota, yang sebelumnya kumuh dan rawan banjir. Kini menjadi taman wisata gratis bagi masyarakat Langsa yang dilengkapi dengan fasilitas permainan anak-anak.
Dalam pemerintahan, dua periode UMARA juga berhasil menorehkan berbagai prestasi gemilang. Diantaranya, setelah sukses mendapatkan Kategori Kota dengan kesiapan digital terbaik dari Institut Teknologi Bandung (ITB), dan 50 besar Nasional gerakan menuju Kota Cerdas (Smart City) Tahun 2022 dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.
Pemerintah Kota Langsa juga sukses dalam pembangunan Economic Review Of Langsa Municipality berdasarkan data Statistik Nasional. Seperti pertumbuhan ekonomi, angkatan kerja dan tingkat kemiskinan dari Tahun 2017 sampai dengan 2021 sesuai dengan Indeks Pembangunan Manusia secara nasional.

Juga berhasil menambah aset daerah dengan pembebasan lahan HGU PTP untuk fasilitas umum, yaitu 16 Hektar untuk Rumah Sakit Umum Regional dan 102 Hektar dibagikan kepada masyarakat yang tidak memiliki lahan rumah tinggal dari lokasi Rel PT KAI, bantaran sugai DAS Krueng Langsa dan warga tidak mampu lainnya.
Dalam upaya mewujudkan salah satu visi misi mulia menjadikan Langsa sebagai kota islami. Kepemimpinan UMARA sukses menghibahkan tanah ke dayah-dayah, bahkan 95 persen Gampong di Kota Langsa sudah berdiri dayah besar kecil.
Serta sukses melakukan pelebaran sejumlah persimpagan jalan untuk kelancaran lalulintas, dan membangun puluhan kilometer jalan baru yang menghubungkan antar gampong.
“Masih banyak keberhasilan dua periode UMARA dalam membangun Langsa Gemilang. Semoga keberhasilan ini akan menjadi cerita indah untuk kita wariskan kepada anak cucu, bahwa Kota Langsa pernah dipimpin oleh UMARA dengan kemajuan luar biasa”, ungkap Amiruddin. (***)
Komentar Pembaca