BANDA ACEH – Kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dengan tagar #Pasar Laut Indonesia dan tema ‘Ikan dan Kopi Aceh’ tentu sangat sesuai dengan kondisi Aceh. Sebagaimana diketahui, ikan dan Kopi merupakan dua sumber daya alam yang begitu menonjol di Aceh. Apalagi kopi Arabica Gayo yang 80 persennya diproduksi oleh para petani lokal.
Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Aceh Nova Iriansyah, dalam sambutannya pada puncak pelaksanaan Gernas BBI, di Anjong Mon Mata, Komplek Meuligoe Gubernur Aceh, Rabu (8/9/2021).
Selain dari sektor perikanan, sektor pertanian dan perkebunan juga merupakan penopang kuat bagi tumbuhnya perekonomian di Aceh. Dan jika berbicara ditingkat dunia, yang paling menonjol dari sektor pertanian Aceh adalah kopi. Adapun Kopi yang dimaksud adalah kopi jenis Arabika yang dikembangkan di kawasan dataran tinggi Gayo.
Orang nomor satu di Pemerintahan Aceh itu menambahkan, lebih dari 60 persen produk kopi Arabika Aceh telah berhasil menembus pasar Eropa dan Amerika. Dari total seluruh produk kopi arabika premium dalam negeri, 40 persennya berasal dari Tanah Gayo. Karena itu keberhasilan Aceh mengembangkan kopi Arabica, identik dengan keberhasilan rakyat dalam mengoptimalkan sumber daya alamnya.
Tentu saja ini sebuah kebanggaan khusus bagi Aceh. Data ini jelas menunjukkan bahwa Kopi Gayo sangat digemari. Wajar jika Kopi Gayo juga menjadi kebanggaan nasional ditingkat dunia.”Yang lebih membanggakan lagi sekitar 80 persen kebun kopi Arabica di Tanah Gayo dikelola oleh masyarakat, sisanya dikelola oleh korporat. Kebanggaan pada produksi ini selayaknya kita perkuat, sehingga berbagai jenis usaha yang terkait di dalamnya juga turut berkembang,” kata Nova.
Dalam sambutannya, Gubernur Aceh itu juga mengungkapkan, betapa sumber daya kelautan Indonesia begitu kaya. Nova menjelaskan, sumber daya kelautan Indonesia adalah potensi besar yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Aceh termasuk salah satu wilayah yang memiliki sumber daya laut yang berlimpah.
“Tidak mengherankan, sebab hampir semua wilayah Aceh dikelilingi oleh laut. Boleh dikatakan, Aceh berpotensi menjadi salah satu lumbung ikan nasional. Karena itu, kami berharap investasi di sektor industri perikanan ini bisa lebih ditingkatkan sehingga ekspor perikanan laut Aceh bisa lebih bervariatif dan bernilai tinggi,” harap Gubernur.
Nova mengungkapkan, saat ini tercatat ada sekitar 232 UMKM atau Unit Pengolahan Ikan lokal yang berada di bawah pembinaan Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh. Di samping itu, ada juga puluhan UMKM dan koperasi yang bergerak dalam usaha pengembangan Kopi Gayo di bawah binaan Dinas Koperasi dan UKM serta Disperindag Aceh. Setiap pengolah produksi lokal ini selalu mendapatkan pengawasan dari lembaga terkait. Bersamaan dengan itu, juga tengah dilakukan pelatihan onboarding bagi produk lokal ini. Melalui berbagai pelatihan Onboarding ini diharapkan UMKM Aceh, mampu meningkatkan kompetensi dan kapasitas usahanya sehingga penjualan produk melalui e-commerce bisa lebih meningkat.
Gubernur optimis, peluncuran kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia kali ini, dapat memperkuat peranan UMKM Acehm agar semakin siap menghadapi persaingan di era digital. Untuk itu, Nova berharap dukungan dari Menko Marves dan Menteri KKP, Perbankan, BUMN dan pihak swasta lainnya untuk kemajuan UMKM di Aceh.
“Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Luhut Binsar Panjaitan dan Bapak Sakti Wahyu Trenggono selaku Campaign Manager, serta para pihak yang telah memilih Aceh sebagai Tuan Rumah Puncak acara pelaksanaan Gernas BBI tahun 2021 ini. Semoga semangat yang kita gaungkan hari ini bermanfaat bagi kemajuan UMKM dan bagi bangsa Indonesia di masa mendatang,” pungkas Gubernur Aceh.
Komentar Pembaca