GENTALAMEDIA.COM, Banda Aceh – Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, menyampaikan peran aktif keluarga sangat penting dalam memenuhi hak kesehatan bagi perempuan dan anak khususnya dalam menghadapi masa pendemi Covid-19.
Demikian disampaikan Dyah, dalam webinar kolaborasi “Pemenuhan Hak Kesehatan Perempuan dan Anak di Massa
Pandemi”, yang berlangsung secara Hibrid di Restoran Meuligoe Gubernur Aceh, Sabtu (3/7/2021).
Dyah menjelaskan, untuk memenuhi kesehatan keluarga itu, salah satunya dengan mengubah kebiasaan sehari-hari agar lebih disiplin pada penerapan protokol kesehatan, dalam mempersiapkan diri menghadapi adaptasi kebiasaan baru sebagai upaya menjaga kesehatan awal bagi anggota keluarga.
“Mendisiplinkan seluruh prilaku anggotanya dengan mengedukasi anak supaya mematuhi protokol kesehatan, yang telah ditetapkan oleh pemerintah,” ajak Dyah.
Untuk menunjang itu semua, kata Dyah, keluarga juga harus mempersiapkan dan memenuhi kebutuhan hidup anggota keluarga, serta menanamkan kebiasaan pola hidup sehat dengan berolahraga teratur, dan saling memelihara kesehatan mental anggotanya.
“Di masa pandemi kita juga harus saling memotivasi dan menguatkan sosial kemasyarakatan. Pandemi bukan berarti menghentikan langkah kita untuk tidak sehat,” harap Dyah.
Sementara itu Health Specialist Unicef, dr. Tira Aswitama, mengatakan di masa tanggap darurat Covid-19 telah memberi tekanan besar pada sistem kesehatan di Indonesia, sehingga mengganggu keberlangsungan pelayanan kesehatan rutin akibat pembatasan pergerakan masyarakat.
Hal itu telah berdampak pada menurunnya pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak dan itu berpotensi menyebabkan ketimpangan status kesehatan ibu dan anak semakin melebar.
Untuk memastikan pemenuhan hak layanan kesehatan esensial ibu dan anak dapat berjalan dengan baik, maka harus diberikan pedoman-pedoman modifikasi layanan kesehatan esensial ibu dan anak di masa pandemi, dan itu juga harus didukung dengan pengembangan kapasitas tenaga kesehatan, dalam memberikan layanan kesehatan yang aman melalui lokakarya daring, blended learning dan on the job training/kalakarya,” imbuhnya.
Webinar itu merupakan hasil kerjasama TP PKK Aceh, Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Perempuan dan Anak (DP3A) Aceh, Dinas Komunikasi dan Informatika dan Persandian (Diskominsa) Aceh, Unicef, Flower, Balai Syura, dan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), serta turut diikuti oleh seluruh PKK di kabupaten/kota dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.(Red).
Komentar Pembaca