GENTALAMEDIA.COM, Banda Aceh – Provinsi Aceh mengalami deflasi sebesar 0,06% pada Juni 2021. Pemicu inflasi adalah cabai merah, bawang merah serta ikan tuna.
Kepala Badan Pusat Statistik Aceh (BPS) perwakilan Aceh Ihsanurijal mengatakan harga berbagai komoditas pada Juni 2021 secara umum mengalami penurunan. Indeks Harga Konsumen (IHK) menurun dari 107,10 pada Mei menjadi 107,04 pada Juni.
“Pada bulan Juni 2021, di kota Meulaboh terjadi deflasi sebesar 0,06%, kota Banda Aceh deflasi sebesar 0,05%, dan kota Lhokseumawe deflasi sebesar 0,07%. Secara agregat, Aceh gabungan tiga kota tersebut mengalami deflasi sebesar 0,06%,” terang Ihsanurijal dalam konferensi pers virtual, seperti dilansir dari Detik.com, Kamis (1/7/2021).
Pemicu terjadinya deflasi di antaranya cabai merah sebesar 0,24%, bawang merah sebesar 0,05% serta ikan tuna 0,03%. Selain itu, kelompok pengeluaran yang menjadi penyumbang deflasi adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,18 persen.
Dia menyebutkan pada bulan tersebut BPS Aceh memantau 11 kelompok pengeluaran. Hasilnya satu kelompok memberikan andil deflasi, lima kelompok memberikan sumbangan inflasi, dan lima kelompok tidak memberikan andil.
“Deflasi di Aceh terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,56 persen,” ujar Ihsanurijal.
Menurutnya, tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Juni 2021) sebesar 0,47 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2021 terhadap Juni 2020) sebesar 2,37 persen. Sementara tingkat inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2020 sebesar 1,66%.
“Tingkat inflasi tahun ke tahun untuk Juni 2020 terhadap Juni 2019 sebesar 1,36%,” sebutnya.
Ihsanurijal juga membeberkan data perbandingan tingkat inflasi antar kota di Sumatera. Dari 24 kota yang dipantau, 10 kota mengalami inflasi dan 14 kota mengalami deflasi.
“Inflasi tertinggi terjadi di kota Tanjung Pandan sebesar 0,36% dan terendah terjadi di kota Pekanbaru sebesar 0,01%. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di kota Bungo sebesar 0,39% dan terendah terjadi di kota Palembang sebesar 0,01%,” sebutnya.(Red).
Komentar Pembaca